Kamis, 22 Maret 2012

MEMBACA I


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Secara umum, tujuan membaca adalah :
1.      Mendapatkan informasi,
2.      Memperoleh pemahaman, dan
3.      Memperoleh kesenangan.

Secara khusus, tujuan membaca adalah :
1.      Memperoleh informasi faktual,
2.      Memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematik,
3.      Memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang,
4.      Memperoleh kenikmatan emosi, dan
5.      Mengisi waktu luang (Nurhadi, 1987:11).

Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1.      Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts),
2.      Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas),
3.      Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization),
4.      Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference),
5.      Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify),
6.      Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate), dan
7.      Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1.      Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku,
2.      Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat,
3.      Mendapatkan informasi tentang sesuatu,
4.      Mengenali makna kata-kata,
5.      Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar,
6.      Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra,
7.      Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia,
8.      Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli,
9.      Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang,
10.  Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan, dan
11.  Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.
2.2 Tujuan Pengajaran Membaca
2.2.1 Tujuan Pengajaran Membaca

1.      Menambah kecepatan siswa dalam memahami bacaan,
2.      Menambah pemahaman,
3.      Mengajarkan siswa bagaimana mengadaptasi variasi yang berbeda,
4.      Untuk memperbaiki ucapan membaca, dan
5.      Untuk meningkatkan minat baca.
2.2.2 Metode Pengajaran Membaca
Dalam penyelesaian studi bagi setiap siswa, keterampilan membaca sangat diperlukan dalam mempelajari setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam buku teks yang harus dicerna oleh siswa. Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sekolah pun, keterampilan membaca tetap sangat diperlukan. Misalnya membaca koran, majalah, buku buku ilmu pengetahuan, internet, dan sebagainya.
Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa yang dianggap telah banyak menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator yang kreatif.
2.3 Aspek-aspek membaca
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu :
1.      Ketrampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup :
·         Pengenalan bentuk huruf,
·         Pengenalan unsur-unsur linguistik,
·         Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan atau bunyi, dan
·         Ketepatan membaca bertaraf lambat.
2.      Ketrampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dinggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup :
·         Memahami pengertian sederhana,
·         Memahami signifikan atau makna,
·         Evaluasi atau penilaian isi dan bentuk, dan
·         Kecepatan membaca yang fleksibel.
Minat membaca berarti suatu penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya tanpa ada paksaan dari manapun dalam melaksanakan aktivitas untuk menemukan ide-ide atau gagasan orang lain yang tertuang dalam lambang tertulis berupa kesenangan mempelajari, membuktikan lebih lanjut dan dilakukan dengan sadar.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek minat baca buku pelajaran adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
Sesuatu kegiatan terjadi karena motif atau dorongan untuk selalu berusaha menemukan tujuan yang didahului oleh suatu pilihan perbuatan yang mungkin dapat menguntungkan diri sendiri sehingga suatu keputusan untuk berbuat sesuatu dapat dilaksanakan. Hasrat untuk berbuat itu disebut kemauan dan perbuatan kemauan itu sering terjalin antara motif, usaha, pilihan, putusan didasarkan pula atas pikiran, perasaan dan berbagai pertimbangan.
2. Keseriusan
Siswa yang mempunyai keseriusan akan aktivitas membaca adalah siswa yang mengkonsentrasikan diri seluruh aktivitas untuk membaca buku-buku pelajaran. Siswa sudah memiliki keseriusan berarti memiliki modal besar akan keinginan membaca buku pelajaran.
3. Kesenangan
Siswa mempunyai minat dalam membaca apabila merasa senang dengan buku-buku pelajaran atau pengetahuan. Ini berarti kebutuhannya untuk membaca terpenuhi dan dengan rasa suka itu maka siswa akan merasa selalu tertarik dan senang membaca buku-buku pelajaran.
4. Partisipasi
Partisipasi dapat diartikan sebagai peran serta seseorang atau kelompok terhadap kebijaksanaan tertentu sebagaimana dijelaskan bahwa partisipasi adalah tingkah laku manusia dalam suatu kelompok atau kegiatan, sehingga partisipasi ini dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas.
5. Kebutuhan buku bacaan
Setiap siswa mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan, sehingga dalam kehidupannya selalu adanya buku-buku bacaan untuk menambah wawasan pengetahuannya. Dengan adanya buku-buku tersebut maka siswa akan merasakan manfaat dari buku-buku yang mereka baca dan mereka dapat merasakan kebutuhannya akan terpenuhi  dengan membaca. Semakin terpenuhi kebutuhannya untuk membaca kemungkinan minat membaca buku-buku   yang mereka baca dan mereka dapat merasakan kebutuhannya akan terpenuhi dengan membaca. Semakin terpenuhi kebutuhannya untuk membaca kemungkinan minat membaca buku-buku pelajaran akan semakin tinggi.
Aspek-Aspek Minat Membaca
Dalam bukunya perkembangan anak, Hurlock 1978 mengatakan bahwa semua minat membaca mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek asfektif.
1.      Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan dimasa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkannya? dan akan mendatangkan kepuasan pribadi kepada mereka?
2.      Aspek afektif
Aspek aspektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakan aspek kognitif dari minat yang ditampilakan dalam sikap terhadap aktifitas yang diminati akan terbangun. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung terhadap aktifitas yang diminati. Seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akibat kepuasan dan manfaat yang didapatkan, serta mendapat penguatan respon dari orang tua,kelompok dan lingkungan seseorang tersebut akan sangat focus pada aktifitas membacanya, seseorang akan memiliki waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk membaca.
2.4 Mengembangkan Keterampilan Membaca
Sedangkan Barret dalam Carter membagi jenjang pemahaman bacaan atas empat taksonomi, meliputi :
1. Pemahaman Literal
Pertama pemahaman literal, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami :
(a) mendeskripsikan apa yang tertulis dalam teks, dan
(b) menginterpretasikan makna yang terkandung dalam teks.
2. Pemahaman Inferensial/Menyimpulkan
Pemahaman inferensial, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam :
(a) membandingkan fakta dengan interpretasi penulis,
(b) mengenali asumsi-asumsi tersembunyi,
(c) mengidentifikasi bias dalam pernyataan-pernyataan,
(d) mengklasifikasi kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan dengan kriteria analisis tertentu; (e) meramalkan kualitas, asumsi atau kondisi yang implisit,
(f) mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab akibat, peruntutan, dan
(g) meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan material yang dibacanya.
3. Pemahaman Mengevaluasi
Pemahaman evaluasi, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk :
(a) menyimpulkan deduksi, induksi, dan kekuatan argumen,
(b) mengevaluasi ketepatan suatu karya atau dokumen,
(c) mengevaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan,
(e) mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya dengan karya lain yang relevan, dan
(f) mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dan eksplisit.
4. Pemahaman Mengapresiasi
Pemahaman apresiasi, yaitu meningkatkan keterampilan siswa dalam :
(a)    Memberikan respon emosional, mengidentifikasi karakter, dan
(b)   Mereaksi bahasa yang digunakan penulis, membayangkan apa yang dibaca.
Penilaian pembelajaran membaca di SMA diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengukuran peningkatan keterampilan membaca ranah kognitif dan psikomotor dilakukan melalui tes sedangkan untuk ranah afektif dengan nontes.
Jenis-jenis ketrampilan membaca
1. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang brharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati, humor yang segar, atau sebait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikin rupa, maka kegiatan pembaca nyaring akan menjadi hambar dan tidak hidup.Sang pembaca hendaknya mengetahui serta mendalami kinginan dan kebutuhan para pendengarnya, serta mengiterpretasikan bahan bacaan itu secara tepat. Agar dapat membaca nyaring dengan baik, mka sang pembaca haruslah mnguasai ketrampilan-ketrampilan persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga duia mengenal atau memahami kata-kata dengan cepat dan tepat.Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata kedalam pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.
Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang,maka sang pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain :
a) Dia menyoroti ide-ide baru dengan mmpergunakan penekanan yang jelas,
b) Dia menjelaskan perubahan suatu ide ke ide yang lainnya,
c) Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyusunan kata-kata yang tepat dan baik,
d) Menghubungkanide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tetap sampai akhir dan tujuan tercapai, dan
e) menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
2. Membaca Dalam Hati
Pada saat membaca dalam hati kita hanya mempergunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi.
Membaca dalam hati dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas,.Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks daalam waktu yang sesingkat mungkin. tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca ekstensif ini meliputi pula:
a) Membaca survei.
b) Membaca sekilas.
c) Membaca dangkal
b. Membaca Intensif
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif ialah :
a) Membaca telaah isi
ü  Membaca teliti,
ü  Membaca Pemahaman,
ü  Membaca kritis, dan
ü  Membaca ide.
b) Membaca telaah bahasa
ü  Membaca Bahasa, dan
ü  Membaca sastra.
Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa
Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, diantaranya:
Membaca
Membaca dapat memperluas wawasan. Membaca setiap tulisan dalam blog. Selain itu kita membaca sumber-sumber yang dapat meningkatkan keahlian Kita juga penting dilakukan, misalnya membaca surat kabar bisnis, jurnal, buku literatur (online atau printed) dan informasi dari cyber-media (internet).
Membaca adalah sebuah transaksi (transaction) antara teks atau naskah dengan pembacanya. Membaca yang dilakukan oleh kita, merupakan proses mencari dan membangun makna (meaning) didasarkan pada apa yang terikandung dalam teks dan apa yang dimaknai oleh kita.
Penting dalam mengembangkan kepandaian dan kelancaran membaca dengan mengetahui tentang bagaimana proses membaca proses itu. Pembaca efektif adalah pembaca yang aktif menggunakan suatu strategi pengertian sebelum, selama, dan setelah berinteraksi dengan teks. Pembaca membawa latar belakang diri mereka dalam membaca, mempunyai suatu rencana untuk memahami teks, interaksi dengan teks (membangun penafsiran), dan membentuk tanggapan mereka berdasarkan pada apa yang mereka baca.
Sebelum membaca, pembaca strategis melakukan preview terhadap teks tersebut dengan melihat judul dan teks untuk menim-bulkan relevansi pemikiran, memori, dan asosiasi. Mereka memba-ngun latar belakang dengan bertanya pada diri mereka sendiri untuk melihat apa yang mereka telah ketahui tentang topik itu, format di mana topik diperkenalkan, dan kosa kata yang mungkin mengkomunikasikan gagasan tentang topik itu. Mereka menetap-kan tujuan untuk membaca dengan bertanya pada diri mereka sendiri apa yang mereka inginkan dengan membaca naskah itu.
Selama membaca, pembaca strategis menciptakan suatu dialog dengan pengarang, bekerja keras untuk merumuskan kembali apa yang pengarang sampaikan. Mereka memeriksa pemahaman mereka pada teks dengan menafsirkan kata-kata pengarang itu dan mereka memonitornya dengan membayangkan (imaging), inferring, memprediksi (predicting), dan menetapkan (confirming). Mereka mengintegrasikan pemahaman baru mereka dengan pengetahuan yang ada. Mereka secara terus menerus meninjau ulang tujuan mereka untuk membaca ketika mereka membaca.
Setelah membaca, pembaca strategis meringkas apa yang mereka telah baca dan merenungkan kesan pertama mereka. Mereka mencerminkan dan mengambil pandangan kedua untuk mengembangkan penafsiran secara kritis dan bijaksana terhadap teks tersebut. Akhirnya, mereka mengajukan gagasan yang ditemukan dalam teks dengan mengembangkan gagasan ini kepada perspektif yang lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar