Jumat, 23 Maret 2012

INGENHOUSZ


Judul Percobaan :
Membuktikan Gas O2 Sebagai Hasil Proses Fotosintesis (Ingenhousz)
Tujuan :
Untuk membuktikan adanya gas O2 hasil fotosintesis
Landasan Teori :
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
8
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Kloropil
9
Alat dan Bahan :
A.    Alat :
1.      Gelas kimia
2.      Corong kaca
3.      Kawat penyanggah
4.      Ember
5.      Benang
6.      Tabung reaksi
7.      Serbet
8.      Tang

B.     Bahan :
1.      Tumbuhan Hydrilla vertisilata (ganggeng)
2.      Air
3.      Lidi
4.      Korek api
5.      NaHCO3 (soda kue)

Cara Kerja :
1.      Masukkan air ke dalam ember, penuhi airnya;
2.      Siapkan gelas kimia;
3.      Ikatkan 10 – 15 Hydrilla vertisilata (ganggeng) dengan benang;
4.      Rangkai kawat menjadi empat sebagai penyanggah corong kaca;
5.      Masukkan ganggeng yang telah terikat oleh benang ke dalam corong kaca, usahakan ujung ganggeng tidak menutupi udara corong kaca;
6.      Masukkan corong kaca ke dalam gelas kimia;
7.      Masukkan gelas kimia itu ke dalam ember yang telah berisi air, usahakan tinggi air menutupi permukaan corong kaca;
10
8.      Isi tabung reaksi dengan air
9.      Tutupkan tabung reaksi tersebut ke corong kaca;
10.  Setelah menutup, angkat gelas kimia dari dalam ember;
11.  Tambahkan secukupnya NaHCO3 (soda kue) ke dalam gelas kimia;
12.  Letakkan gelas kimia tersebut di tempat yag terkena sinar matahari;
13.  Tunggu sampai satu hari, usahakan tabung reaksi jangan di gerak-gerakkan atau bahkan di cabut;
14.  Setelah setengah hari, tambahkan kembali soda kue sedikit saja;
15.  Setelah sehari, mari kita coba lakukan ingenhousz;
16.  Masukkan gelas kimia ke dalam ember yang berisi air penuh;
17.  Cabut perlahan tabung reaksi kemudian tutup ujungnya dengan jempol agar hawa yang ada di dalamnya tidak keluar, tapi cabutnya di dalam air;
18.  Keluarkan tabung reaksi dari dalam ember;
19.  Bakar ujung lidi sedikit, dan tiup;
20.  Masukkan abu lidi ke dalam tabung reaksi tersebut; dan
21.  Apabila lidinya menyala lagi, itu membuktikan bahwa gas O2 ada karena hasil fotosintesis.

Hasil Pengamatan
Hari ke – 1
Pada saat gelas kimia yang berisi Hydrilla vertisilata di simpan di tempat yang tersinari matahari terdapat gelembung-gelembung yang muncul karena adanya proses fotosintesis. Oleh karena itu air dalam tabung reaksi perlahan-lahan surut karena adanya oksigen sebagai hasil proses fotosintesis. Air dalam tabung reaksi pada hari pertama surut sampai kurang lebih 2 jam.


11
Hari ke – 2
Gelas kimia yang berisi Hydrilla vertisilata ditambah dengan soda kue sebagai penghasil CO2 agar dapat berlangsungnya fotosintesis, kemudian gelas kimia tersebut disimpan kembali ditempat yang tersinari matahari. Setelah 4 jam kemudian air yang surut dalam abung reaksi sudah sampai kurang lebih 10 cm.
Pengujian
Lidi yang telah dibakar oleh api yang kemudian menjadi bara dimasukkan ke dalam tabung reaksi, hasilnya api akan menyala kembali karena adanya gas O2 sebagai hasil dari proses fotosintesis.

Kesimpulan
Gas yang dihasilkan pada percobaan ini adalah gas O2. Karena ketika dimasukkan bara api pada tabung, bara api kembali menyala. Dan terbukti bahwa pada proses fotosintesis gas yang dihasilkan adalah O2/gas oksigen.

Evaluasi :
1.      Bagaimana jika percobaan dilakukan pada air keruh?
Jawab  :
Jika percobaan dilakukan pada air keruh, maka kadar O2 yang akan dihasilkan akan sedikit. Karena pada air keruh terdapat materi-materi lain yang akan menyebabkan terlambatnya proses fotosintesis.



12
2.      Bagaiman jika percobaan dilakukan padai air dingin
Jawab :
Jika percobaan dilakukan pada air dingin, maka proses fotosintesis tidak akan optimal karena suhu akan mempengaruhi proses fotosintesis tersebut.



                                                                                                Balaraja, 10 Oktober 2010



Pembimbing Praktikum                                                                          Praktikan




SUPRISTIYONO, S.Pd.                                                             DEVI SULASTRI
          NIP. 19651127 198901 1 002                                                           NIS. 0809 10287

Kamis, 22 Maret 2012

ILMU ALAMIAH DASAR


PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

Manusia memilki rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri, mereka mencoba untuk membuat jawaban sendiri. Misalnya, apakah pelangi itu? meraka tidak dapat menjawabnya. Maka, mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa selendang bidadari. Lalu timbullah pengetahuan baru, yaitu bidadari. Selanjutnya, tentang mengapa gunung meletus, mereka juga menjawab dengan mengataka sang kuasa sedang marah. Dari jawaban itu, muncul muncul pengetahuan yang disebut Yang berkuasa. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan , hutan, dan seterusnya. Pengetahuan yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos.
Cerita-cerita mitos disebut legenda. mitos dapat diterima orang pada saat itu karena keterbatasan pengindraan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi sehubung dengn kemajuan zaman, lahirlah ilmu pengetuan dan metode pemecahan masalah yang selanjutnya dikenal dengan metode ilmiah (Scientific method).
Puncak pemikiran mitos adalah zaman Babilonia, yaitu kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun, yang menakjubkan meraka sudah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang sebagai bidang edar matahari dan menetapkan hitungan satu tahun, yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 362,25 hari, pengetahuan perbintangan pada zaman itu memang berkembang dan muncul pengetahuan tentang rasi-rasi kelompok bintang, yaitu rasi Scorpio, Virgo, Pisces, Leo, dan sebagainya, rasi bintang yang kita kenal pada saat ini berasal dari zaman Babilonia ini. Pengetahuan dan ajarang Babilonia tersebut setengahnya metuoakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos.Pengetahuan semacam ini disebut Pseudo Science (sains palsu), arinya mirip sains, tetapi bukan sains sebenarnya. Sains palsu itu juga terkadang masih terdapat pada pola pikir orang Yunanni kuno (700-600 SM). Misalnya thales (624-548 SM) seorang filosof, astronom, ahli metematika, dan ahli teknik, berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinar sendiri, sedangkan bulan hanya mentulkan sinar dari matahari, Dia juga berpendapat bahwa bumi merupakan suatu iring yang datar terapung diatas air. Dia yang pertama kali mempertanyakan asal-usul semua benda yang ada di alam semesta ini. Thales beerpendapat bahwa keanekaragaman benda di alam ini merupakan gejala alam saja, sedangkan bahan  dasarnya amat sederhana, yaitu air. Bahan dasar itu melalui proses membentuk keanekaragaman benda, jadi tidak terbentuk begitu saja. Pndapat ini merupak pendapat yang sungguh besar dalam alam pikiran manusia pada zaman itu, benda yang beranekaragaman itu. Karena sebelumnya masih banyak orang berpendapat bahwa benda yang beranekaragam itu diciptakan oleh dewa-dewa seperti apa adanya itu. Selanjutnya, Thales berpendapat semua kehidupan itu berasal dari air.
Kemudian, berdasrkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan  pengamatan yang semakin sempurna, maka mitos denga berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan cenderung menggunakan akl sehat dan rasio.
Berikut ini tokoh-tokoh Yunani lain yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir pada saat itu.
a. Anaximander, seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Ia berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya setengah. Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, dan pendapat itu dapat bertahan sampai abad pertengahan. Ia uga yang mengajarkan membuat jam matahari, yaitu tongkat yang tegak lurus dipermukan bumi. Bayangan tongkat yang terbentuk oleh sinar matahari dijadikan petunjuk waktu.
b. Aristoteles (384-322 SM) seorang fiosof dan ahli ilmu ilmiah, perangkum ajaran ahli-ahli lain; orang pertama yang berusaha mengklasifikasikan hewan berdasarkan anatomi dan pembedahan langsung.
c. Ptolomeus (127-151 SM) ahli astronomi Mesir-Yunani, penyusun sistem tatasurya Geosentris yang bertahan sampai abad pertengahan.
d. Arkhimades (287-212 SM) seorang ahli matematika dan ahli astronomi penemu hukum hidrostastis dalam makanika.
e. Anaximenes (560-520 SM) seorang yang berpendapat bahwa unsur-unsur dasar perbentukan semua benda itu ada.
Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam mahluk, artinya Tuhan menciptakan dua mahluk yaitu satu mahluk yang sifatnya anoganis dan yang lain mahluk yang bersifat organis. Untuk membedakannya, sering yang pertama di sebut sebagai benda mati dan yang kedua makhluk hidup. Benda-benda tersebut tidak dapat bergerak sendiri melainkan oleh kekuatan luar. Contohnya gas, yang dapat bergerak keatas bila temperatur naik, karena gas akan menjadi lebih ringan dan akan melambung ke atas. Benda-benda di atas dimanfaatkan oeh manusia untuk kehidupannya, seperti udara untuk bernafas, ari untuk minum, mandi, memasak,maupun mencuci, dan batu-batuan hasil tambang untuk untuk perumahan maupun perdagangan.
Adapun ciri-ciri kehidupan tumbuhan ialah sebagai berikut:
a. Daya gerak, ialah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan hidupnya.
b. Naluri untuk mempertahankan diri pada tumbuhan juga sederhana
c. Naluri untuk mengembangkan keturunannya yang pasif
Ciri-ciri kehidupan hewan, antara lain sebagi berikut:
a. Daya gerak hewan sudah mulai terlihat daripada umbuhan, seperti usaha untuk mempertahankan hidupnya
b. Naluri untuk mempertahanka diri terlihat jelas baik secara aktif maupun pasif.
c. Naluri untuk mengembangkan keturunannya aktif, kerena mereka mempunyaijenis kelamin sebagai alat berkembang biak.
Sifat Umum Benda Mati dan Makhluk Hidup serta Daya Pikirnya
Kelompok
Jenis
Macam
Perilaku
Daya pikir
Daya gerak
Mempertahankan diri
Berkembang biak
Makhluk Hidup (organis biologis)
Manusia
Neotropik Paleontropik Potoantropik
Aktif karena dibantu alat yang diciptakannya
Aktif karena dibantu alat yang diciptakannya
Seksual memelihara keturunan
Terus berkembang, nalar dan nurani
Hewan
Menyusui Bertelur Bersel satu
Aktif secara alami
Aktif secara alami
Seksual, intern, ekstern
Statis, Naluri,Idle curiousity
Tanaman
Berbiji generative Vegetatif Spora
Pasif pada kekuatan luar
Pasif pada kekuatan luar
Aseksual, ekstern
Tidak punya
Benda mati (anorganis)
Padat : batuan, tanah, dan lain-lain. Cair : air, minyak. Gas : udara, uap
Sebagai tempat makhluk hidup, komponen, abiotik dalam ekologi.

A. SIFAT UNIK MANUSIA
Manusia sebagai makhluk hidup umumnyamempunayi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Organ tubuh kompleks dan sangat khusus, terutama otaknay sehingga manusia merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana (homo sapiens). Adanya kemampuan untuk berusaha maka manusia menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu di masa sekarang atau masa depan dengan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman pemikiran yang sifatnya abstrak.
2. Mengadakan metabolisme atau pertuakran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar dari tubuhnya.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar. Contoh, menggunakan tank dalam peperangan untuk menyerang dan melindungi diri, senapan untuk berburu mencari makan dan lain-lainnya.
4. Memiliki potensi untuk berkembang baik.
5. Tumbuh dan bergerak
6. Berinteraksi dengan lingkungannya, artinya:
a. Manusia dapat membuat alat-alat dan menggunakannya sehingga di sebut sebagai manusia kerja (homo faber)
b. Manusia dapat berbicara (homo longuens)
c. Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo socius) dan berbudaya (homo humanis)
d. Manusia dapat mengadakan usaha atas dasarperhitunagn ekonomi (homo aeconomicus)
e. Manusia juga mengenal keindahan di sekelilingnya (homo aestheticus)
7. Bila tiba masanya, ia akan mati.
Oleh karena itu, manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia yang dapat mengatur jagad raya ini sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama (homo religieus).
Dalam tahap awal, lahir animisme, dinamisme, maupun totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan dan kadang-kadang disebut sebagai agama alami. Kemudian lahir agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabi dan kitab suci-Nya sebagai pedoman hidup.
Bila kita bandingkan tubuh manusia dengan tubuh hewan tingkat tinggi lainnya maka tubuh manusia lemah, misalnya gajah, dapat mengangkat balok yang berak, harimau dapat berjalan dengan cepat, burung terbang tinggi maupun ikan yang dapat berenang dengan sangat cepat.
Kelebihan manusia ialah rohaninya, yakni akal budi dan kemampuannya yang sangatkuat sehinggadengan akal budi dan kemampuannya tersebut, manusia dapatmengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. RASA INGIN TAHU
Ilmu pengetahuan alam itu, bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. Rasa ingin tahu itu, tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak bernyawa. Bagaimana halnya dengan makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan?
Sebatang pohon misalnya,menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dan gerak, namun gerak itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnyayang bersifat tetap. Sedangkan pada hewan semiasal monyet, ternyata kehendak mereka mengeksplorasialamsangat besar. Hal itu didorong oleh rasa ingin  tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh issac Asimov (1920) disebut instinck. Insting itu berpusat pada satu hal saja,yakni untuk mempertahankan hidup.
Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dengan kemampuannya berbahasa, manusia memberikan nama pada setiapbenda yang dikenalnya, sehingga dalam berkomunikasi dengan manusi lain, dapat menggunakan pengertian dan peristilahan yang sama. Dari benda-benda alam berdasarkan pengalaman, diketahui sifat-sifatdan kegunaannya bagi kehidupan manusia. Namun dengan pertolongan akal budinya, manusia menemukanberbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan dan juga menimbuulkan rasa inggin tahu yang selalu berkembang.
Tiap individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir atau dengan perkataan lain curiousity-nya tidak idle, tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Ia akan bertanya terus setelah tau tentang apa-nya (what), mereka juga ingin tahu bagaimana (how), dan mengapa begitu (why). Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Hal tersebut beralngsung berabad-abad lamanya sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dahulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun, karena kemampuan berpikirnya tidak semata-mata didorong oleh sekadar kelestarian hidupnya, tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana ataupun gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan, burung Tempua dengan sarangnya yang indah yang tampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikian juga harimau yang hidup di gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon yang tidak berubah sepanjang zaman.
C. MANUSIA SELALU INGIN TAHU
Volume otak manusia sekarang sebesar 1.200-1.500 cc, sedangkan simpanse hanya 350-450 cc. Manusia sebagai binatang menyusui memiliki system syaraf sentral yang berpusat diotaknya, disamping sistem syaraf periferi yang ada diseluruh tubuh. Selain  secara biologis keadaan otak manusia seperti yang disebutkan tadi, otak perlu selalu memperoleh latihan terus-menerus, sehingga memiliki ketajaman.
Dalam kondisi otak demikianlah, manusia memiliki sifat selalu ingin tahu. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keinggintahuan apa sesungguhnya (know way). Seseorang merasa kurang puas, bila apa yag ignin diketahui tidak terjawab.
Dalam hubungan kehidupan manusia dengan alam, dibedakan atas dua tingkatan peradaban, sabagai berikut:
1. Manusia masih sangat bergantung pada alam, sehingg ada kesan bahwa manusia ialah bagian dari alam. Manusia tingkat demikian disebut manusia alam (natural man) yang hidupnya bergantung pada pemberian alam (food gathering).
2. Manusia yang sudah menguasai alam, sehingga ada kesan bahwa manusia sebagai raja dunia. Manusia di tingkat demikian disebut manusi budaya (cultural man) yang hidupnya dilakukan dengan cara menghasilkan apa yang dibuhkan (food producing)
D. PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Ada dua macam perkembangan yang dapat kita ketahui, sebagai berikut:
1. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Dilahirkan Sampai Dewasa
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalamiperkembangan yang hampir
2. Serupa dari zaman ke zaman
Ketika bayi  tumbuh menjadi anak kecil yang mulai bisa mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan didalampikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiriatau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya.
Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan mememah, apabila orang-orang disekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut.
3. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Zaman Purba Hingga Dewasa Ini
Pada zaman purba, manusia sudah manghadapi berbagai tekateki yankni terbit dan terbenamnya matahari,perubahan bentuk bulan, dll.
Terdorong rasa ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa yang terjadi apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyaknya persoalan, tapi kemudian akan timbul persoalan-persoalan baru.
Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang.Perkembangan itu berlangsung terus-menerus sampai sekarangdan akan berlanjutdi masa mendatang.
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untik menjelaskan gejala-ejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulakan pengetahua.
Pengetahuan yang terkumpul semain banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya, pada hewan usaha untuk eksplorasi kea lam sekitar di dorong oleh instink yang terpusat pada usaha untung mempertahankan dan melangsungkan kehidupan. 
Manusia sebagai HOMO SAPIENS :
Homo SAPIENS adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.
Manusia sebagai HOMO FABER:
Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.
Manusia sebagai HOMO LANGUENS:
Homo Languens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).
Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:
Manusia sebagai HOMO SOCIUS artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat dicapai.
Manusia sebahai HOMO ECCONOMICUS
Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo economicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Makin luas pemasaran barang makin banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.
Manusia sebagai HOMO ECCONOMICUS
Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman.
Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS:
Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan
Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) tidak idle, karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian rupa terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.
Manusia selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin diketahui tidak terjawab. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada keadaan diri manusia sendiri atau keadaan sekelilingnya, tetapi terhadap semua hal yang ada di alam fana ini bahkan terhadap hal-hal yang ghaib.
Bila dibandingkan dengan hewan lain maka tubuh manusia lemah sedang akal budi dan kemauannya kuat. Manusiatidak dapat terbang seperti burung, berenang secepat buaya
Tetapi dengan akal budi dan kemauannya manusia dapat menjad imakhluk yang lebih dari makhluk yan lain.kelebha manusia itu karena memiliki akal budi dan pikiaran sehinnga dapat mengendalikan tubuh jasmaninya
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untik menjelaskan gejala-ejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulakan pengetahua.
Pengetahuan yang terkumpul semain banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya, pada hewan usaha untuk eksplorasi kea lam sekitar di dorong oleh instink yang terpusat pada usaha untung mempertahankan dan melangsungkan kehidupan
Pegetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terbatas pada hal yang dapat diamati panca indera saja tetapi masalah lain beerhubungan denga baik atau buruk, kalau suatu masalah dapat terpecahkan timbul masalh lain yang menununggu pemecahannya manusia bertnya terus setelah tau denganpertanyaan bagaimana dan mengapa manusia mampu untuk menggunakan pengetahuannyayang dahulu untuk dikombinasikan dengan pegetahuannya yang baru menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal yang demikian telah berlangsung berabad-abad sehingga terjadi peneumpukan pengethuan
Rasa ingin tahu yabg terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri . hal ini tidak hnya meliputi tentang kebutuhan praktis hidupnya sehari-hari tetepijuga berkembang sampai pada hall-hal menyangkut keindahan dan seni
Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan penngetahuan mereka dapat berkembang setiap hari mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh jawban mengenai apa yang diamatinya mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu padabhewan tebatas pada rasa ingin tahu yang tetap yang tidakberubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain terutama didorong rasa ingin tahunya yan bersangkutan erat dengan nalurinya.
Kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya yang terus berkembang. Dengan kemampuannya mengingat dan berpikir manusia dapat medayagunakan kemapuannya yang terdahulu kemudian menggabungkannya dengan pengetahuan yang diperolrh sehingga menghasilakan pengetahuan yang baru.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan terswbut lebih dipermudah dengan adanya kemampua ini maka dapat dilakukan tukarmenukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalamanyang mereka miliki masing-masing . perkembangan pegetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang ingin lebi baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak.
Sejalan dengan perkembangan pengetahuan tersebut rasa keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengrtahuan yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dati pada hewan. Manusia merupakan makhluk hidupyang berakal serata mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk selainnnya.
Manusia dewasa ini telah banyak merasakan kenikmatan hidup, baik berupa nikmat jasmani maupun nikmat rohani. Kenikmatan jasmani dapat dilihat dari terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan sandang, pangan, maupun papan sampai dengan kebutuhan sarana pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain. Sedangkan kenikmatan rohani dapat dilihat dengan terpenuhinya berbagai jenis keperluan sosial keagamaan, penyegaran jiwa misalnya adanya tempat-tempat wisata, pagelaran kesenian musik, lukis, maupun drama serta banyaknya berdiri tempat-tempat ibadah keagamaan dan lain-lain.
Pemenuhan berbagai macam kenikmatan ini merupakan hasil dari kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia berkat kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek. Dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling rumit sekalipun telah dapat ditundukkan oleh manusia dan sekaligus dapat dimanfaatkan.
Sebagai contoh untuk keperluan sandang, manusia tidak perlu lagi memintal sendiri bahan-bahan yang akan dijadikan pakaian, baju dan celana, tetapi cukup membelinya di toko pakaian atau toko bahan sandang. Sedangkan untuk keperluan rohani misalnya bagi umat Islam dalam pelaksanaan beribadah haji, pada saat ini tidak perlu lagi berlama-lama mengarungi samudra atau mengendarai onta di tengah-tengah padang pasir, tetapi cukup dengan naik pesawat terbang dan atau mengendarai mobil berpendingin dalam waktu yang relatif singkat.
Kemudahan semacam ini, jika dituliskan semuanya tentu akan menambah deretan yang sangat panjang bahkan mungkin takterhitung jumlah dan jenisnya. Penguasaan iptek yang demikian hebat yang mampu melahirkan kenikmatan hidup sehingga sampai dapat dirasakan di masa awal milenium ke tiga ini, tidaklah datang dengan cara tiba-tiba, tetapi melalui tahapan demi tahapan yang sangat panjang, mulai dari iptek sederhana sampai dengan yang sangat canggih dan rumit. Tentunya tahap demi tahap yang dimaksud jelas akan menentukan proses terbentuknya iptek sampai saat ini.
1. Perkembangan Alam Pikiran
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus berlanjut, bukan hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
2. Mitos, Penalaran, dan Berbagai Cara Memperoleh Pengetahuan 
Pada zaman dahulu, kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran. Keterbatasan itu menyebakan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikan, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran.
Perkembangan selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan non fisik (pikirannya), jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan alam pikirannya.
Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan seseorang disebut mitos. Adapun cerita yang berdasarkan mitos ini disebut legenda .
Mitos ini timbul disebabkan karena keterbatasan alat indra manusia, seperti :
1. Alat penglihatan
Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak oleh mata.
2. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik.
3. Alat pencium dan pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa, yaitu manis, masam, asin , dan pahit.
4. Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatsan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi.
Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap filsafat atau metafisik
3. Tahap positif atau ilmiah ril
Pada masa teologi atau fiktif, manusia menciptakan mitos untuk memahami gejala alam yang ada di sekitarnya. Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib. Dalam alam mitos ini, penalaran belum terbentuk, dan yang bekerja adalah daya khayal, imajinasi dan intuisi.
Demikian juga manusia dengan objek masih menjadi satu antara subjek dengan objek belum ada jarak, sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subjektif. Dahulu mitos sangat berpengaruh, bahkan sampai sekarang ini pun belum sepenuhnya hilang. Mencari jawaban atas sesuatu masalah dengan menghubungkannya dengan makhluk ghaib disebut berfikir secara Irasional. Tentu saja melalui ini, pengetahuan yang diperoleh belum dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. 
Berfikir adalah suatu kegiatan untuk memperoleh/menemukan pengetahuan yang benar. Proses berfikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan yang benar disebut penalaran. Pengetahuan yang dihasilkan penalaran ini merupakan hasil kegiatan berfikir, bukanlah hasil perasaan. Tidak semua kegiatan berfikir merupakan penalaran. Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai ciri-ciri tertentu yakni logis dan analistis.
Berdasarkan kriteria ini, maka tidak semua kegiatan berfikif merupakan berfikir logis dan analistis. Cara berfikir yang tidak logis dan analistis bukan merupakan penalaran. Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah :
a. Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan
Merasa, merupakan suatu cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
b. Intuisi
Merupakan kegiatan berfikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan pada pola berfikir tertentu.
c. Wahyu
Adalah pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada utusanNya.
d. Trial and error
Suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan. Oleh karena itu, Pola pikir berdasarkan mitos mengajak manusia untuk berkembang melalui tahap-tahap peradabannya dari menemukan sesuatu yang asing menuju ke sesuatu yang dikenal. Ini adalah suatu hal yang dapat kita katakan sebagai pola kemanusiawian biasa. Implikasinya, berpikir berdasarkan mitos adalah suatu bakat manusiawi, tidak bisa kita hindari. Demikianlah yang dialami oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia termasuk bangsa Indonesia, walaupun dapat dipergunjingkan lagi ketika perilaku semacam ini masih bertahan sampai sekarang. 
Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika manusia belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa tertanam ke dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan sebuah ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah tuntasnya logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas paradigma mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap positif atau ilmiah ril
3. Tahap filsafat atau metafisik
Kesimpulan
Pegetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terbatas pada hal yang dapat diamati panca indera saja tetapi masalah lain beerhubungan denga baik atau buruk, kalau suatu masalah dapat terpecahkan timbul masalh lain yang menununggu pemecahannya manusia bertnya terus setelah tau denganpertanyaan bagaimana dan mengapa manusia mampu untuk menggunakan pengetahuannya yang dahulu untuk dikombinasikan dengan pegetahuannya yang baru menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal yang demikian telah berlangsung berabad-abad sehingga terjadi penumpukan pengetahuan.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dan dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dan peningkatan kemampuan daya pikirnya, manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil, pengolahan data yang diperoleh melalui eksperimen ini kemudian dapat diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimentasi ini lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam yang mantap.
Jadi Perkembangan alam pikiran manusia sampai dengan kelahiran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu yang mantap melalui 4 tahap, yaitu tahap mitos, tahap penalaran, tahap pengalaman dari percobaan, dan akhirnya tahap metode keilmuan